ANTARA SAMUEL, SAMANTHA, DAN AKU

(Kisam brodie samantha LGBTsah Sam Brodie, dari Lelaki Menjadi Perempuan, Kembali Jadi Lelaki)

Perjalanan hidupnya panjang dan penuh lika-liku. Terlahir sebagai laki-laki, Sam memutuskan menjadi perempuan pada usia 12 tahun. Namun, pada akhirnya ia memilih kembali menjadi laki-laki, hingga menjadi suami dan ayah dari anak perempuannya.

Nama lengkapnya adalah Samuel David Alexander Brodie dan lahir di Medan, 14 Maret 1987. Nama Samuel mencuat saat dia menjadi bagian dalam reality show di Inggris, Big Brothers pada 2006 silam. Namun, saat itu Samuel dikenal sebagai seorang perempuan bernama Samantha.

Tak ada yang menyangka sosok Samantha adalah lelaki. Hingga akhirnya semua itu terkuak saat media Inggris mulai mengulik kehidupan pribadi pria berdarah Ambon-Skotlandia ini.

Perubahan Sam menjadi Samantha rupanya bukan tanpa alasan. Kekerasan seksual yang diterimanya ketika masih kanak-kanak menjadi salah satu penyebabnya.

Keluarga menentang keras, pasti. Brodie marah dan bertengkar dengan ibunya. Keluar dari rumah. Hidup di jalanan kota London, Inggris. Setelah itu, hidupnya berturut makin kacau. Masuk panti sosial, dituduh menipu, minum alkohol, narkoba, hingga “ada main” dengan salah satu pemain Arsenal.

Sam menceritakan kisah hidupnya dalam sebuah buku berjudul Samuel, Samantha, and Me. Dengan keberaniannya, Sam membuka sisi tergelap kehidupannya, yang tidak diketahui banyak orang.

Pada usia 11 tahun, orangtua Sam membawanya hijrah ke Inggris. Ketika memasuki usia 12 tahun, Sam Brodie memutuskan menjadi perempuan. Hal inilah yang membuat dia tidak diterima oleh keluarganya.

Sempat hidup di tengah kerasnya kehidupan jalanan di London, Inggris, hingga memasuki panti sosial. Saat itu dia masih bersatus sebagai perempuan. Nasib baik menghampiri Sam, hingga berhasil memasuki dunia artis Hollywood. Tentunya menjadi artis Hollywood, ketenaran dan uang adalah hal yang biasa.

Sebenarnya sosoknya mulai dikenal publik internasional saat masuk reality show, Big Brothers, kira-kira 10 tahun yang lalu. Saat itu tak ada yang menyangka Brodie sebenarnya laki-laki. Begitu identitas aslinya terendus, bum! Profil Brodie langsung melesat tajam, langsung dicari-cari.

Tak heran, Brodie sempat merasakan limpahan materi dari dunia entertainment. Disebut-sebut, selama berkarir di Hollywood, pria berdarah Ambon dan Skotlandia ini mendapatkan bayaran hingga US$4,6 juta atau sekitar Rp 62.3 miliar.

Pada 2008, Sam pulang ke Indonesia, dan bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta. Yang menarik, ketika kembali ke Indonesia, Samantha memutuskan kembali menjadi laki-laki.

Keputusan Kembali Kepada Islam Dan Kehidupan Normal

Meski tenar dan memiliki uang banyak, Brodie merasa hidupnya kosong. Seperti ada sesuatu yang hilang. Kegelisahan ini menuntunnya dalam pencarian jati diri lagi. Saat itulah, ia berkenalan dengan al-Quran, sekitar tahun 2009. Saat membaca isinya, Brodie tertegun karena merasa ditegur.

“Saya buka Al Qur’an, ada sesuatu yang kayak bilang bahwa hidup saya selama ini tuh dosa.”

Tertarik mencari soal Islam lebih dalam, Brodie pun mencari seorang ‘alim untuk menuntunnya. Selama proses belajar inilah, ia perlahan berusaha ikhlas menerima cobaan hidupnya. Belajar menerima dirinya lagi sebagai laki-laki.

Setahap demi setahap, Brodie mulai melazimkan dirinya sebagai pria. Dia meninggalkan perilaku seperti wanita. Bersyukur, dalam proses ini, seorang kawan Brodie tak henti memberinya dukungan. Namanya Indry. Wanita ini percaya Brodie bisa berubah. Membuat Brodie yakin ia tak sendiri.

Lalu, keinginan itu muncul. Keinginan yang selama ini tak terbetik selama Brodie menjadi Samantha. Ia tertarik meminang Indry. Menikah, layaknya laki-laki dan perempuan.

Tak disangka, Indry said yes. Dia mau diperistri. Allahu akbar!

Sam Brodie pun menikah pada tahun 2010, usai bersyahadat. Masuk Islam, menjadi muallaf.

“Islam itu luar biasa, pelan-pelan saya berubah. Saya merasa lengkap sekarang. I have family dan nggak kekurangan. Alhamdulillah.”

Kisah Brodie dirangkum dalam buku “Samuel, Samantha, and Me.” Dia ingin berbagi inspirasi, bahwa semua orang bisa berubah. Keputusannya untuk menjadi perempuan, misalnya, dilatarbelakangi kekerasan yang dialaminya di masa kecil. Dia bisa kembali berubah dengan menerima masa lalunya, dan mendekat pada Allah ta’ala.

“Tidak ada kata terlambat untuk mau berubah kembali,” ujarnya.

Dikompilasikan dari dua sumber.

Catatan saya:

Bravo, Sam. Kau berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa:

1. LGBT bukanlah bawaan lahir. Tidak ada manusia yang terlahir sebagai LGBT. LGBT timbul jauh setelah proses kelahiran dikarenakan sebab tertentu (misal kekerasan seksual) yang bisa mengubah kecenderungan seksual seseorang.

2. Para pesakitan LGBT sebenarnya selalu dihantui rasa bersalah, dosa, serta perasaan takut. Perasaan bersalah dan dosa karena bertentangan dengan nilai dan norma yang dia dan masyarakat anut. Perasaan takut, yakni ketakutan pada azab Allah (Tuhan), baik itu berupa penyakit kelamin (AIDS, GRID, Gonorhe, Sipilis, dll) di dunia apalagi azab Allah di akhirat.

3. Para pesakitan LGBT bisa sembuh dan kembali ke fitrah penciptaannya ketika lahir. Sebagaimana dia bisa berubah menjadi LGBT, tentunya dia bisa kembali dan sembuh seperti semula. Tak ada kata terlambat untuk kembali atau mereka (pesakitan LGBT) menyesal. Kembali sekarang atau menyesal di kemudian hari. Menyesal ketika penyakit-penyakit kelamin yang ganas sudah menjangkiti atau mereka mati dengan membawa dosa besar LGBT.

Silahkan like dan share sebanyak-banyaknya agar lebih banyak orang bisa mengambil manfaat juga sebagai upaya memerangi LGBT. Jangan biarkan mereka (para pesakitan LGBT dan pendukungnya) menghancurkan banyak orang dengan penularan serta azab yang Allah turunkan lantaran dosa mereka.

Keterangan gambar:

Samantha (kiri atas), waria jelmaan dari Sam Brodie sebelum Sam bertobat. Sam Brodie (kanan atas) dan Sam Brodie kini (bawah)